PERADABAN RAMBUT NUSANTARA yang kami pilih sebagai judul dari buku sederhana ini, disusun berdasar riset panjang di lapangan, serta ditopang studi pustaka yang merekam sepotong kecil riwayat perjalanan bangsa Indonesia dalam ranah tata paras. Kami berusaha mencari benang merahnya, bahkan dari silang budaya bangsa-bangsa besar dunia yang pernah berkunjung ke negeri Khatulistiwa ini. Bangsa kulit kuning yang sudah tiba ke bumi pertiwi sedari Abad ke-7 M di Keratuan Kalingga ketika diperintah oleh Kalinyamat, tercatat sebagai yang paling tua mengembangkan tradisi cukur rambut mereka di tanah perantauan, Jambudwipa.
Langkah kecil meneropong jauh ke belakang tersebut, sejatinya dialamatkan untuk menyusun peta jalan baru sebuah industri masa depan barbershop yang kami geluti. Itu kenapa penyusunan bab-nya tetap harus berangkat dari latar sejarah kemunculan tradisi ini hingga sampai ke zaman modern. Hasil dari telusur jejak itu, menjadikan kami mengerti kenapa orang Madura, Minang, dan Garut, misalnya, tetap bertahan mengerjakan usaha yang dirintis para leluhurnya dengan segala jerih payah masing-masing, sesuai latar masyarakat tempat mereka bermukim.
Ada pun beberapa wilayah lain yang kami sambangi sepanjang pantai barat Sumatera hingga Jayapura, adalah sekelumit lain dari kisah pertumbuhan bisnis barbershop yang tumbuh subur dengan segala dinamikanya. Ternyata urusan cukur mencukur rambut tak bisa dipandang sebelah mata. Ada dimensi lain yang mungkin selama ini belum terambah dengan baik—terutama oleh kalangan pengambil kebijakan. Ada marwah di dalamnya. Ada semacam gerakan perlawanan terhadap stigmatisasi masyarakat. Ada juga riuh rendah spirit bertumbuh dari anak-anak remaja Indonesia yang sedang mencari posisi di kehidupan mereka.
Era Industri 4.0 yang sedang digadang-gadang Pemerintah, sudah sepatutnya melirik barbershop sebagai salah sebuah lokomotif perubahan negara-bangsa kita dalam kancah dunia global.
Ekslusif dari Chief.
Soft Cover
Isi 289 Halaman
SKU: 2.05
